Pada 37 tahun lalu, Perang Vietnam berakhir. Berakhirnya kecamuk
selama hampir 20 tahun ini ditandai dengan menyerahnya Vietnam Selatan
tanpa syarat kepada pasukan komunis Vietnam Utara, yang sebelumnya
berhasil memaksa AS keluar dari negeri mereka lewat perjanjian damai
pada 1973.
Stasiun berita BBC mengungkapkan bahwa Presiden Vietnam
Selatan, Duong Van Minh, yang saat itu baru tiga hari menjabat,
memerintahkan pasukannya untuk meletakkan senjata.
Dia juga menyerukan agar Pasukan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan
menghentikan permusuhan. Pengumuman menyerah itu diikuti dengan
kedatangan pasukan Vietnam Utara ke ibukota Vietnam Selatan, Saigon.
Kedatangan mereka tidak dihalang-halangi. Sebagai akibatnya, Saigon segera berganti nama menjadi Ho Chi Minh City. Pernyataan dari Pemerintah Revolusioner Sementara di Paris, Prancis, menjanjikan kebijakan tidak memihak, dan penyatuan secara damai di Vietnam.
Pemerintah Vietnam Selatan menyerah hanya empat jam setelah terjadi evakuasi besar-besaran warga Amerika Serikat di Saigon. Presiden AS saat itu, Gerald Ford, bangga karena telah menyelamatkan rakyat dan tentaranya dari Vietnam melalui evakuasi dengan sejumlah helikopter.
Namun, jalannya evakuasi itu tidak berjalan mulus karena terjadi huru-hara dan suasana putus asa di Saigon. Selain warga AS, banyak warga Vietnam Selatan berebut menuju Kedutaan Besar AS agar ikut diungsikan dari kota itu karena merasa takut dengan kedatangan tentara komunis.
Kedatangan mereka tidak dihalang-halangi. Sebagai akibatnya, Saigon segera berganti nama menjadi Ho Chi Minh City. Pernyataan dari Pemerintah Revolusioner Sementara di Paris, Prancis, menjanjikan kebijakan tidak memihak, dan penyatuan secara damai di Vietnam.
Pemerintah Vietnam Selatan menyerah hanya empat jam setelah terjadi evakuasi besar-besaran warga Amerika Serikat di Saigon. Presiden AS saat itu, Gerald Ford, bangga karena telah menyelamatkan rakyat dan tentaranya dari Vietnam melalui evakuasi dengan sejumlah helikopter.
Namun, jalannya evakuasi itu tidak berjalan mulus karena terjadi huru-hara dan suasana putus asa di Saigon. Selain warga AS, banyak warga Vietnam Selatan berebut menuju Kedutaan Besar AS agar ikut diungsikan dari kota itu karena merasa takut dengan kedatangan tentara komunis.
Ford memerintahkan kapal-kapal AS untuk tetap berada di perairan
Vietnam agar menjemput para pengungsi hingga tuntas. Namun tindakan ini
dicerca oleh Vietnam Utara, yang berusaha mencegah para pengungsi
melarikan diri.
Bagi para aktivis dan politisi anti perang, berakhirnya konflik di
Vietnam sekaligus menutup lembaran kelam intervensi AS di sana.
Alih-alih ingin meredam pengaruh komunis di wilayah itu, AS justru
mengalami pertempuran sengit melawan Vietnam Utara selama lebih dari
sepuluh tahun.
Kendati didukung alat-alat perang yang canggih, puluhan ribu nyawa
tentaranya melayang dan Washington harus menarik tentaranya dari Vietnam
tanpa hasil setelah diguncang maraknya demonstrasi anti perang di
negeri sendiri. AS pun tidak bisa mencegah jatuhnya Vietnam Selatan ke
tangan kekuasaan komunis Vietnam Utara.
Di pihak Vietnam, perang dari 1 November 1955 hingga 30 April 1975
ini menimbulkan korban jiwa yang tak terhingga. Perhitungan dari
pemerintah Vietnam menyebutkan bahwa pasukan Vietnam Utara dan milisi
Viet Cong yang tewas sekitar 1,1 juta jiwa.
Di pihak Vietnam Selatan, jumlah tentara yang tewas sekitar 250.000
jiwa. Ini belum termasuk jumlah korban di pihak sipil, yaitu sekitar dua
juta jiwa, baik dari pihak utara dan selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar